Followers

Tuesday 24 July 2018

Membuat text berjalan dengan HTML

text berjalan


text ke atas

text bolak balik
text ke bawah
berjalan ke kanan



untuk mengatur cepat lambat nya seperti ini ,
text cepat

Text lambat

untuk mengatur cepat / lambat nya bisa diganti angka di scrollamount nya
semakin ditambah angkanya semakin cepat
begitupula sebaliknya

Learn html code



Jika anda ingin mempelajari bagaimana cara membuat website, langkah pertama adalah mempelajari HTML. HTML merupakan dasar dari semua halaman web yang kita lihat di Internet. Tetapi, apa sebenarnya HTML itu? dalam tutorial pertama Belajar HTML Dasar ini kita akan membahas pengertian HTML.

Pengertian HTML

HTML adalah singkatan dari Hypertext Markup Language. Disebut hypertext karena di dalam HTML sebuah text biasa dapat berfungsi lain, kita dapat membuatnya menjadi link yang dapat berpindah dari satu halaman ke halaman lainnya hanya dengan meng-klik text tersebut. Kemampuan text inilah yang dinamakan hypertext, walaupun pada implementasinya nanti tidak hanya text yang dapat dijadikan link.

Disebut Markup Language karena bahasa HTML menggunakan tanda (mark), untuk menandai bagian-bagian dari text. Misalnya, text yang berada di antara tanda tertentu akan menjadi tebal, dan jika berada di antara tanda lainnya akan tampak besar. Tanda ini di kenal sebagai HTML tag.

Jika anda ingin melihat bagaimana sebenarnya HTML, silahkan klik kanan halaman ini, lalu pilih View Page Source (di Browser Mozilla Firefox atau Google Chrome). Akan tampil sebuah halaman baru yang merupakan kode HTML dari halaman ini.

Jika anda merasa terintimidasi dengan kode-kode tersebut, anda tidak sendiri, saya juga mengalaminya.


HTML merupakan bahasa dasar pembuatan web. Disebut dasar karena dalam membuat web, jika hanya menggunakan HTML tampilan web terasa hambar. Terdapat banyak bahasa pemrograman web yang ditujukan untuk memanipulasi kode HTML, seperti JavaScript dan PHP. Akan tetapi sebelum anda belajar JavaScript maupun PHP, memahami HTML merupakan hal yang paling awal.

HTML bukanlah bahasa pemrograman (programming language), tetapi bahasa markup (markup language), hal ini terdengar sedikit aneh, tapi jika anda telah mengenal bahasa pemrograman lain, dalam HTML tidak akan ditemukan struktur yang biasa di temukan dalam bahasa pemrograman seperti IF, LOOP, maupun variabel. HTML hanya sebuah bahasa struktur yang fungsinya untuk menandai bagian-bagian dari sebuah halaman.

Selain HTML, dikenal juga xHTML yang merupakan singkatan dari eXtensible Hypertext Markup Language. xHTML merupakan versi lama dari HTML (sebelum era HTML5 seperti saat ini). xHTML menggunakan aturan penulisan yang lebih ketat. Jika anda menemukan artikel yang membahas xHTML, bisa disamakan dengan HTML, karena perbedaannya tidak terlalu banyak.

Versi terbaru HTML: HTML5
Saat ini versi terbaru dari HTML adalah HTML5. HTML5 berisi beberapa fitur baru, tapi tetap membawa mayoritas fitur dari versi HTML sebelumnya, yakni HTML 4 dan xHTML.
File HTML harus dijalankan dari aplikasi web browser.

kalo ada salahnya maap sama sama belajar nya

Sunday 22 July 2018

Semoga Kau Bahagia



~terima kasih sudah mau berkunjung~

Tak terasa-rasa hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun-pun berganti tahun, kini usiaku genap 21 tahun. Di Dunia ini tiada yang aku takuti, musuh tak kucari. Namun, jika bertemu selangkah kakipun takkan ku-unduri. Akan tetapi, jika harus dihadapkan dengan situasi dan kondisi seperti ini. Sungguh, bingung aku jadi setengah mati.

Kala itu, aku masih duduk di bangku SMA dan kamu duduk di SMP/MTS. Rasanya seperti mimpi, orang desa sepertiku bisa mengenalmu, dan bahkan mendapatkan kesempatan untuk merajut Cinta, Kasih dan Sayang padamu, yang secara Ekonomis dan Agamis jauh lebih sempurna dariku.

Lama sudah kita merajut Cinta, Kasih dan Sayang itu. Sampai akhirnya aku lulus SMA, hubungan yang kita jalin itu tetap utuh, seperti awal kita jumpa. Berselang beberapa bulan setelah kelulusan, aku harus angkat kaki dari desa dan kabupaten yang dulu mempertemukan aku dengan dirimu.

Tepat sehabis lebaran Idul Fitri 2013, aku pergi meninggalkan kampung halaman. Sedih dan gembira, aku rasakan saat itu. Air matamu yang dulu mengiringi langkah kakiku, itulah yang membuatku terasa iba dan sedih. Sementara, Do’a dan ucapan selamat jalan yang keluar dari selah bibir manismu, membuatku seneng dan gembira.

Kesedihan dan kegembiraan tak cukup hanya dihari kepergianku, setiba di kota tujuanpun, rasa itu masih terus membungkus kalbuku. Sampai suatu ketika, tanpa kusadari kamu pun telah duduk di bangku SMA/SMK. Itu artinya cara berpikir kita sudah semakin dewasa. Harapan dan cita-cita seakan menjadi prioritas utama, sementara Cinta, Kasih dan Sayang yang sempat kita rajut sedikitpun tidak pernah redup

Hari-hari terus berlalu, sementara aku dan dirimu kini terpaut di dua pulau (Jawa dan Sumatera). Handphone, yang menjadi penghubung antara aku dan dirimu. Terkadang kita tak kenal siang ataupun malam, banyak waktu yang kita habiskan sekedar untuk saling mendengar suara.

Suara itulah yang kemudian kita tafsirkan sebagai obat rindu. Tak jarang pertengkaran terjadi, itu semua dilandasi adanya kecurigaan satu sama lain. Maklum, curiga itu kan tanda cinta. Tanpa kusadari dua tahun telah berlalu sejak kepergianku dan namun tetap terukir dalam jiwaku.

Saat itu bertepatan dengan libur panjang, aku putuskan untuk pulang kampung. Rasa bahagia dan gembira seolah tak bisa dibendung, apa lagi saat aku aku konfirmasi akan kepulanganku, suara lembutmu semakin memikatku untuk cepat-cepat bertemu.

Setibanya di kampung banyak waktu yang kita habiskan bersama, sebagai bukti lihat saja foto di atas. Masih teringat olehku kala itu aku menjemput dirimu untuk menemui orangtuaku. Sikapmu yang malu-malu waktu itu, berhasil memikat kedua orangtuaku, untuk mengambilmu sebagai menantu (Lampu hijau untukku menikahimu). Begitupun dengan ayundaku semuanya menyambut dirimu dengan baik.

Namun, semua harapan dan janji-janji yang dulu kita sepakati kini hilang dan sirna. Diam-diam kau mendua, sebagai bukti banyak foto yang kutemui di akun Facebookmu. Sampai akhirnya aku pun mulai undur diri dari kehidupamu. Kucoba menjalin hubungan dengan wanita-wanita yang sebetulnya sedikitpun tidak aku Cintai.

Waktu kian berlalu, Sementara dirimu dengan kesungguhan hati, telah menemukan sosok yang bisa menggantikan diriku. Berselang beberapa tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2016, Aku mendapat kabar rencana pernikahanmu.

Hancur, luluh, senang dan gembira saat itu tak bisa aku bedakan. Dalam hati aku berbicara, semoga bahagia selalu dan menjadi keluarga sakinah mawadah wa rahmah. Walau pada dasarnya diriku sedikit tak percaya. Namun, apakah daya sebagai seorang muslim saya harus percaya bahwa, semuanya itu sudah diatur oleh yang Maha Pencipta (ALLAH SWT).

Tepat pada awal bulan Maret 2017 kemarin, akhirnya ketidak percayaanku kala itu mendapatkan jawaban yang nyata. Dimana pada bulan itu, adalah hari bahagiamu (Hari Pernikahanmu).

Dengan lapang dada, senang dan gembira aku titipkan salam dan maafku, lewat temanmu. Karena, aku tak bisa hadir dihari bahagiamu. Sekali lagi kuhaturkan maaf dan salam, serta akan kukirimkan do’a untukmu dan keluargamu, semoga bahagia selalu.


semoga kau bahagia

Saturday 21 July 2018

Ketika benci menjadi cinta



~ benci jadi cinta ~
Malam semakin larut, hujan semakin deras badai bergemuruh kencang ,di malam itu di sebuah sekolah favorit akan diadakan event sekolah diesnatalis ke 52 di salah satu event tersebut ada event otomotif banyak para siswa lelaki ikut serta dalam event tersebut dari sekian banyak siswa yang mempersiapkan segala hal dalam pameran tersebut terdapat salah satu cewe yang ikut serta event pameran motor itu dan dia adalah ayu.

Ayu genting siapa yang akan membantu persiapan montornya untuk event tersebut tak lama ada seorang cowo bernama saputra ia temen dari sepupunya ayu bernama david,saputra gergumim pada ayu "ambilkan aku lap dan alat untuk montor di mobil" ayu bergegas padahal mereka belum saling mengenal dan ke esok harinya tgl 16 desember event itu dimulai pagi hari dan sangat ramai disitulah ayu jadi perbincangan dari semua guru cewe handal 2 jempol, setelah ayu di sanjung banyak guru dan siswa lain ayu ditemui lagi oleh saputra dan bertanya "kamu pulang aku anterin apa naik sendiri?" ayu "naikin sendiri ajalah nunghu temenku ini" ."oke lah hati²" kata saputra, setelah event terjadi 3 bulan ayu dan saputra chatting an saling olok olokan gajelas sering berantem,saling benci lah nggak lama kemudian saputra bercanda tentang hobby ayu, dan ayu merasa malu tentang hobbynya yang banyak tidak disukao laki laki ,tak lama 2 minggu sebelum saputra lulus saputra minta maaf ke ayu atas tingkahnya yang suka mencemooh ayu dan ayu memaafkan disitu ayu mulai ada rasa pada saputra lalu hari Ujian nasional tiba ayu mensuport saputra dengan rasa percaya diri. Dan semenjak suport tersebut saputra dan ayu semakin dekat sampai hari kelulusan ayu masih sempat saling mencemooh satu sama lain sampai sampai saputra keceplosan bahwa mereka saling suka, sampai akhirnya mereka berdua bahagia bersama dan saling mendukung kehidupan masing masing.

tak pernah ternilai ( terabaikan )





Matahari yang sedang bersinar siang itu, ada suatu pertemuan di salah satu rumah yang bernama Sada. Pertemuan yang bertujuan untuk membuat pernak pernik dan poster untuk digunakan pada pawai dalam rangka memperingati hari kemerdekaan RI. Pada pertemuan tersebut ada salah satu anak yang bernama Rian dan disamping Rian tersebut ada seorang cewe bernama Reva.

Mereka pada awalnya belum saling kenal, tetapi mereka pada hari itu sangat akrab sekali seperti seorang sahabat yang lama tak bertemu. Setelah mereka bercanda-canda, tiba-tiba Rian bertanya kepada Reva. “Ehm, dari tadi kita sudah panjang lebar, tetapi aku belum mengenal kamu?? “nama kamu siapa dan kelas berapa??” kata Rian dengan rasa penasaran.

“Oh, aku Reva anak kelas XI. Kalau nama kamu siapa??” Reva pun berbalik bertanya kepada Rian denga senyuman manis. “Nama aku Rian dan dari pada kita ngobrol tidak mendapatkan hasil, lebih baik kita bantu mereka agar cepat selesai, oke!! “Boleh juga tuh, lagi pula nggak enak sama teman-teman. Masa kita asyik nobrol sementara yang lain kesibukan..” Reva pun menerima ajakan Rian. Mereka berdua mulai sibuk mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh krtua. Tiba-tiba ada salah seorang teman rian nyeletuk. “Cie Rian lagi pedekate nih sama adik kelas......”

Dengan wajah kemerahan Rian pun membalas celutukan tersebut. “gak kok aku dan Reva baru kenalan dan ngobrol biasa aja. Dan teman-teman yang lain mendengar cetukan tersebut dan menyindir Rian. Rian pun menaggapi sindiran tersebut dengan senyuman saja. Tak terasa matahari pun akan kembali ke peraduannya, pertanda sore akan tiba. Rian, Reva dan teman-teman yang lain bersiap-siap untuk pulang. Tiba-tiba Rian mendekti Reva yang akan keluar dari pintu dan berkata dengan rasa malu-malu. “tunggu Reva, aku boleh minta nomor hp kamu nggx?” “em, aku nggx punya hp!!” kata Reva yang sedikit berbohong kjepada Rain. “nggx mungkinn aku liahat kamu tadi maianin hp, gak usah bohong dech??” kata Rian yang agak menyindir Reva. “ya udah deh, ini nomor hp aku jangan miskol ya, he….he….!!” Reva pun memberikan nomor hp nya kepada Rian. ’’Oh ya udah makasih ya!!kata Rian dan Reva pun membalas senyuman manis aja. Dan pada malam hari nya, tiba-tiba hp Reva berdering tanda masuk sms masuk. Reva pun mengecek sms tersebut dan ternyata sms tersebut dari Rian. “hey Reva lagi ngapa nih?? Aku ngggu kamu nggx?? Dan itulah sms singkat yang dikirim oleh Rian kepada Reva. Reva pun membalas sms tersebut. “hey juga, lagi nyantai nih..! n Qm nggx nganggu kok.!! Hari deni hari nereka semakin dekat. 1 minggu kemudian Rian pun menelpon Reva. Mereka bercerita panjang lebar, tiba-tiba tiba-tiba rian pun memotong pembicaraan Reva dan ia berkata. “Reva Q mW jujur ama Qm, Qm siap nggx dengar ya?? Dan Qm harus jawab jujur??” “oke aku siap untuk mendengar kejujuran u dan insya allah aku akn menjawab, apa yang kamu tanyaiaaaaaaaaaaa/ kata reva dengan wajah penasaran. Aku suka ama kmu dam kamu mw nggx mnjd pacar aku?? Kata rian ditelpon dengan rasa malu. Apa?? Kamu suka ama aku?? Gax salah deengar nih?? Kata reva yang terkejut mendengar kejujuran rian. Iya aku suka sama kamu!! Gimana mau gax jadi pacar aku??” katra Rian yang mengulangi pembicaraannya tadi. “ehm, maaf ya Rian aku belum bisa menjawab pertanyaan kamu sekarang, karena aku masih bingung.” “ya udah nggx apa-apa dan udah dulu ya, jangan lupa jawab pertanyaan aku besok dan aku tunggu di samping perpustakaan sekolah.” Kata Rian yang bernada penasaran kepada Reva. Keesokan harinya, mereka ketemu di samping perpustakaan sekolah. Dan Reva akan menjawab pertanyaan Rian kemarin. Rian mencoba untuk berbicara dahulu. “gimana Reva, kamu mau nggx jadi pacar aku??” kata Rian yang masih penasaran dengan jawaban Reva. Reva pun mencoba menjawab pertanyaan Rian dengan rasa takut. “maaf ya Rian, untuk saat ini, aku belum bisa untuk menjadi pacar kamu karena aku baru kenal sama kamu dan aku juga belum tahu sifat-sifat kamu yang sebenarnya. Sekali lagi maaf ya Rian!! “ya udah nggx apa-apa, aku sayang banget sama kamu dan aku menunggu kamu kamu siap pacaran.” Kata Rian yang agak sedikit kecewa. “aku ngerti kok perasaan kamu, tapi masih banyak cewek yang lain yang lebih sempurna dari aku, mengapa kamu harus menunggu aku?? Kata Reva yang sedikit penasaran “aku sudah terlanjur suku ama kamu.” Jawab Rian “boleh nggx aku minta 1 permintaan dari kamu??” kata Reva kepada Rian dan Rian menjawab. “boleh kok, mang apa permintaan kamu??” “aku harap kamu bisa melupakan aku, karena kalau tidak itu akan membuat hati kamu semakin sakit.” Kata Reva yang agax gak enak ama Rian. Dan Rian pun menjawab dengan perasaan yang agak sedih. “Ya udah kala itu mau kamu, akan aku usahakan bisa melupakan kamu dan aku harap kamu jangan sombong sama aku.” “makasih ya, kamu udah mau berusaha memenuhi permintaan aku dan aku nggx bakal sombong sama kamu.” Kata Reva yang ikutan sedih.

Akhirnya mereka pun pulang setelah berbicara serius di samping perpustakaan. Dan akhirnya hubungan mereka sampai sekarang nggx jelas, setiap mereka berpa-pasan Reva atau pun Rian tidak ada yang saling menyapa sehingga mereka seperti orang yang tidak kenal satu sama lainnya…..

~ I'm so sad ~

Curahan Hati Anak Broken Home





Ma, pa..
Dimana cinta kalian yang dulu? Yang selalu kalian ukir bersama dengan canda tawa tanpa ada air mata? Dimana kebahagiaan yang sangat tulus yang pernah kalian ciptakan sendiri? Dimana harapan kalian yang dulu yang selalu ingin menantikan kehadiran ku di dunia dan bertempat tinggal bersama kalian?

Ma, pa..
Apa kalian menyadari bahwa hal ini cukup sulit untuk ku terima. Ku terihat baik-baik saja di hadapan kalian, namun dibelakang kalian, aku menangis serasa bahwa hati sangat teriris sakit. Apa yang harus ku jawab ketika teman-teman ku bertanya tentang masalah ini? Jujur. Aku sangat tak kuasa menahan bulir-bulir air mata agar tak keluar. Apa aku harus berpura-pura tegar? Apa aku harus berpura-pura tersenyum disaat hatiku merasa sedih?


Tolong jangan egois. Tolong kembali pikirkan aku. Tolong jangan biarkan kehancuran mengakhiri semuanya. Bisakah kalian mengerti perasaan ku sedikit? Biaskah kalian kembali menghargai kehadiran ku didunia ini?

Hati ini sangat sedih melihat keluarga teman yang harmonis. Perasaan iri hati sangat mewakili dari seluruh perasaan ku saat melihat mereka berkumpul dengan suara tawanya yang bahagia.

Namun aku juga sangat berterima kasih kepada kalian yang telah mengajariku menjadi pribadi yang kuat dan mandiri tanpa adanya kalian. Aku akan berjanji kepada kalian, aku akan sukses dan tidak akan mengulang kejadian ini ke anak-anakku kelak.


~ Cuma anak broken home yang mengisi waktu luang berbagi cerita dan kisah:') ~

Sunday 15 July 2018

Curahan Hati Mr.JKT-X





Pada zaman era modern yg penuh dengan teknologi, tidak salah bila banyak orang awam ingin mencoba yg baru.

Jadi gw itu coba" eh kenakan yudh gw lanjutin sampe sekarang :v, lu tau gw itu pertama keluar masuk team cyber, dan gw hanya bisa di bully, gw terus belajar, eh bisa dan gw di anggap jadi DEFACER, defacer cuk gw, ya ada lah ratusan website yg gw retas:v.. Dah dulu dari gw, sekian terima kasih.

" jangan jadi seorang pencoba yg takut akan kegagalan. "

By: MR.JKT-X

Hujan Dan Kenangan




Hallo, kenalkan namaku Ardhania Septia Raini. Ardhania artinya suci, Septia diambil dari bulan September, dan Raini yang diambil dari adaptasi rain yang berarti hujan. Biasa dipanggil nia, umur 17 tahun, kelas XI SMA Tunas Bangsa. Aku sangat menyukai hujan. Kata mama aku dilahirkan pas saat hujan turun di bulan September. Mungkin salah satunya itu yang membuatku suka dengan hujan.

Pagi ini rumah sudah dibisingkan oleh teriakan mama “niaaa… ayo cepat turun sarapan! nanti kamu telat lo ke sekolahnya”. “iya ma” jawabku singkat. Aku pun menyelesaikan sarapan dengan cepat dan bergegas pergi sekolah.

Sesampainya sekolah aku melihat gerbang sudah ditutup oleh penjaganya “sial, telat lagi.” Ucapku pelan. Semua siswa yang terlambat diberikan hukuman berdiri di lapangan sampai jam istirahat. Di sampingku aku melihat seorang pria yang tak kutau namanya memperhatikanku sejak tadi, “ngapain liat-liat?” ucapku ketus “kamu capek ya? Kamu duduk aja biar aku yang awasi guru piketnya” “gak usah, aku masih kuat kok” aku suka risih kalo ada orang yang tidak kenal memperhatikanku.
Akhirnya bel istirahat berbunyi. Dan aku pun sudah dibolehkan untuk ke kelas.

Setelah pulang sekolah, ada pesan masuk dari mama yang bilang kalo mama tidak bisa jemput dan aku disuruh naik taksi. Sudah setengah jam aku menunggu tapi tak ada satupun taksi yang lewat. Tak disangka ada suara “udah lama nunggu taxinya?” “hm” aku pun langsung menjauh darinya “tenang aja kali, aku orang baik baik kok. kenalin aku Ivander putra, kelas XII IPA1” katanya sambil memberi tangannya “Ardhania Septia Raini panggil nia aja” jawalabku tenang. Setelah itu kita banyak bebagi cerita yang tak kusangka dia membuatku nyaman untuk berbicara dengannya.

Bunyi petir menyambar dan hujan langsung turun dengan lebat. ”ye … hujan” kataku spontan “kok kamu senang banget sih hujan?” tanyanya “aku suka aja nyium bau khas ketika hujan turun, namaku juga ada hubungannya dengan hujan, dan aku lahir juga saat turun hujan” jelasku sembari senyum. Tak lama aku mendapatkan taksi dan langsung pamit kepadanya
Hari hari berikutnya kami menjadi dekat, sering ngobrol di kantin dan nonkrong bareng.

Tak terasa UN bagi kelas XII semakin dekat. aku bertanya kepada kak Ivan “kak abis ini mau lanjut di mana?” “rencana sih mau ngambil ITB, doain keterima ya niaaa” katanya bersemangat “itu mah pasti kak, tapi kita gak bisa ketemu lagi dong kak” ucapku lesu “kan ada line kita bisa video callan”

“ya kan tetap aja beda kak” “ya udah kamu belajar aja yang rajin nanti susul aku kuliah di ITB ya” katanya Aku hanya mengangguk

3 minggu kemudian, UN sudah berlalu dan pengumuman ptn juga sudah keluar. Ya, benar saja, dia lulus di Teknik Kimia ITB. Aku bangga dengannya sekaligus sedih harus jauh darinya. Dan aku pergi untuk menemuinya sebelum dia berangkat.

“kak jangan lupain aku ya” “iya , gak bakal kok. Kakak pamit ya, hati hati di sini” ia lalu pergi.

Saat aku berjalan menuju rumah, tak terasa hujan turun deras. Hatiku sangat sedih, biasanya jika hujan turun aku akan senang. Aku sedih mengingat kenangan ku dengannya. Saat pertama kali mengobrol panjang lebar dikala hujan waktu menungggu taksi. Tetapi aku tak boleh sedih terus menerus. Aku teringat ucapannya yang memintaku untuk kuliah di ITB juga. “oke kak, aku akan belajar dengan giat dan nyusul kakak di ITB” ucapku bersemangat.


hujan ~ kenangan 😶

Saturday 14 July 2018

Nakal dulu baru sukses 😶




Ceritaku dimulai saat aku menginjakkan kakiku ke sekolah ini. Sekolah ini cukup bagus dan mengasikkan bagi seluruh siswa yang pintar, bagiku sekolah ini terlihat biasa saja karena aku masuk ke sekolah ini bukan keinginanku melainkan keinginan orangtuaku. Kalau aku bisa memilih aku ingin sekolah di sekolah favorit ya walaupun pelajarannya lebih berat tapi di sanalah tempat para siswa atau siswi kekinian tidak seperti sekolah ini. Tapi apa boleh buat ini sudah kehendak, aku tak bisa menolak apa yang dinamakan dengan takdir. Kini aku harus menjalaninya.

Aku bertemu dengan 5 siswi yang mungkin terlihat sama sepertiku menginginkan sekolah favorit dan ingin menjadi remaja kekinian. Namanya adalah Putri, Dara, Rina, Raka dan Fajar mereka semua ingin kekinian, bedanya Putri dan aku dulunya sangat pintar entah apa yang membuat kami ingin seperti itu. Dan diriku sendiri bernama Sarah. Kami berenam pun bersatu kami sering bermain bersama, mendiskusikan tentang gaya remaja yang sedang trend dan lain sebagainya. Hingga Raka mengajak kami bertemu dengan temannya bernama Dimas, Dimas bisa dikatakan remaja paling keren folowersnya pun banyak hampir sebanding dengan para artis dia juga menjadi selebgram. Tapi ada perilaku yang buruk dia suka mer*kok, sampai sampai Raka ikutan Fajar juga ketagihan, dan kami berenam pun akhirnya seperti itu.

Keesokan harinya, kami dipanggil ke ruang BP kami dimarahi dan dihukum. Berita tentang kami berenam menyebar begitu cepatnya di sekolah ini. Hingga beberapa hari berlanjut, kami merasa dikucilkan karena melakukan kesalahan itu, kami sering mendapat kata pedas dari kakak kelas, menjadi topik perbincangan orang lain, dan tentunya kami merasa tersakiti.
Orang yang paling menyakiti kami adalah Tiara si juara kelas yang licik. Aku pernah berkata kepada mereka “Kalian gak tau gimana rasanya jadi kami kalian hanya bisa mencela kami saja tanpa berfikir panjang” Namun apa balasan dari mereka? Mereka tetap seperti itu hingga kuhabiskan 1 tahun terakhir ini menjadi 1 tahun paling menyedihkan, ini akan menjadi satu pengalaman terburuk yang pernah kualami.

Kami berhasil melewati UN meskipun nilainya tidak sebaik dengan apa yang guru harapkan. Kami berenam berpisah melanjutkan sekolahnya dan diriku melanjutkan ke SMA dekat rumah Nenek di kampung.

10 tahun kemudian, aku mencoba menghubungi semua temanku di SMP terutama yang 6 itu. Aku meminta berkumpul di salah satu tempat. Saat hari itu tiba aku melihat Tiara yang dulunya selalu mengejek kami, sekarang menjadi pegawai pabrik padahal dia adalah juara kelas. Sedangkan kami berenam mempunyai masa depan yang layak dari masa lalu. Putri menjadi seorang Dokter, Dara menjadi photographer, Rina menjadi pelukis, Raka menjadi pengusaha, Fajar menjadi pembalap dan diriku sendiri menjadi seorang penulis.

“Orang yang dulunya terpandang buruk sekalipun kalau orang itu mempunyai tekad untuk berubah maka dia mampu untuk bisa menjadi lebih baik dari orang yang bahkan lebih mampu”

nakal bukan berarti tak bisa berubah 😶

Munafuck !!! ehh (munafik) 😂




“Kau harus segera pulang.” Katanya padaku. Aku mengambil baju yang tergeletak tak berdaya. Tubuhku tak terbalut sebenang pun. Kututupi lekukan tubuhku satu persatu hingga berpakaian lengkap. Aku mengecupnya lembut dan meninggalkannya sendirian.

Benarkah itu Scout? Ku tahu kau masih kecil dan tidak paham bagaimana sifat lelaki. Lelaki itu pintar menyimpan kebohongan. Lihat bagaimana ia tersenyum manis padamu. Tapi kau tidak tahu sebenarnya dia tidak hanya tersenyum padamu. Dia tersenyum pada setiap wanita.
“Hei.. berhentilah membaca buku!” Seru Nina adik perempuanku.

Aku menutup buku To Kill A Mockingbird. Kami bergegas ke gereja. Di perjalanan aku melihat Nita berolahraga, mengenakan hot pants dan baju ala kadarnya. Dia tampak seksi menurutku. Dia melepas kerudungnya. Ya.. teman kampusku yang tampak taat ini hanya mengenakan kostum islaminya jika berada di lingkungan kampus. Aku tidak mengerti. Tapi mungkin ia kegerahan jika harus mengenakannya saat berolahraga.

Kami tiba di gereja. Aku melihat teman-temanku. Kami saling melambaikan tangan. Dari kejauhan kulihat tante Prita bercengkrama dengan tante Sukma. Padahal seminggu sebelumnya ia memaki dan membicarakan tante Sukma dengan ibu ketika berkunjung ke rumahku. Besok pasti ia sudah bergosip dengan ibu dengan sejuta cerita yang didapatnya pagi ini. Aku membayangkan tante Prita tengah mengenakan topeng. Topeng kemunafikan yang dimaksud Scout. Kami pun memulai ibadah. Seorang pria berdiri di belakang mimbar. Berbicara firman Tuhan tentang hukum taurat. “Jangan mengucap saksi dusta”. Katanya diikuti penjelasan panjang lebar.

Aku bosan. Kucek ponsel dan membaca status teman-teman yang kulambaikan tangan tadi, mereka menulis “Happy Sunday!” diikuti dengan ayat untuk hari ini. Kupikir dari kejauhan mereka tengah baca firman Tuhan yang terpatri di ponsel mereka. Tapi sepertinya tidak. Mereka sibuk mengetik. Mungkin masih mengetik ucapan “Happy Sunday” untuk dikirimkan kepada handai taulan, padahal ibadah belum usai.

2 jam berlalu. Prosesi ibadah sebentar lagi selesai. Setelahnya kami saling bersalaman dan mengucapkan “selamat hari minggu”.

Tiba-tiba aku teringat apa yang dikatakan Scout akan kekagumannya pada kaum lelaki. “Tetapi, aku menyukai kaum lelaki. Ada sesuatu pada diri mereka, sebanyak apapun mereka menyumpah dan minum dan berj*di, dan mengunyah tembakau; seberapa pun tak menyenangkannya mereka, ada sesuatu tentang mereka yang kusukai secara naluriah… mereka tidak munafik.” – (Scout dalam buku To Kill A Mockingbird)

Aku menggangguk, tapi tidak setuju. Aku mengenal pria yang terlihat sempurna, kejayaan melingkupi, ketampanan bak pangeran, keimanan tampak tak diragukan. Tapi aku tahu itu hanya jubah yang menutup tubuh kemunafikannya. Pria itu adalah peselingkuh unggul yang semalam tidur denganku. Aku menghampirinya. Memberikan salam dan mengucapkan “Selamat Hari Minggu”.

Aku munafik. Pria itu munafik. Aku pikir semua manusia pernah menjadi munafik. Aku melangkahkan kaki menjauhinya setelah bersalaman.

Seorang di belakangku berkata pada pria itu, “Selamat hari minggu pak pendeta.”


munafuck 😂

Always Allone




Bagai tangan yang tak bisa menggenggap lagi. Tingginya langit jauhnya bulan luasnya dunia, hanya akulah yang paling menderita saat ini. Entah mengapa ini belum kan berakhir. Mengapa tak ada yang ingin berteman denganku? Apa kesalahanku? Mungkin orangtuaku kurang kaya, atau bahkan aku tidak secantik mereka..

Sedih rasanya, ini sudah terjadi dari aku masih kecil, bahkan waktu itu aku belum masuk sekolah. Teman di dekat rumahku, mereka kalau bermain tidak pernah ingin melibatkan aku di dalamnya, selalu saja berpura-pura telah selesai bermain, katanya. Itu selalu terjadi padaku, dan apalah daya seorang anak berusia 4 tahun, yang ku lakukan hanya menangis tersedu-sedu di kamar. Aku masih sangat ingat mama yang bingung melihatku menangis itu dan bertanya, “kenapa nangis nak? Ada apa? siapa yang jahat padamu sayang?” aku hanya berkata seadanya saja “Mereka kalau main tidak pernah mau mengajak aku ikut dengan mereka, bahkan kemarin aku diusir karena kata mereka aku sangat mengganggu,” lantas mama ku pun ikut menangis dan memelukku waktu itu.

Setelah aku masuk TK pesantren di tempatku, aku sering lagi dikucilkan. Mereka menggangguku, mengejekku, bahkan menghinaku. Tapi tak sedikitpun aku cerita dengan orangtuaku kalau aku tidak ada teman disana, karena aku takut mereka akan sedih mendengar anak tunggalnya ini tidak ada seorang pun yang mendekatinya. Tapi aku senang disana, karena masih ada umi dan abi yang sayang padaku, mereka sangat peduli bahkan umi akan marah kepada teman yang berani menggangguku.

Waktu terus saja berjalan. Aku sudah duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang pada waktu itu sekolahku masih dibilang ketinggalan. Yahh wajar sajalah, mungkin karena letak sekolahku di atas bukit dan dikelilingi oleh pohon dan sawah-sawah. Tapi aku merasa sangat bangga disana. Aku siswi berprestasi, walaupun tidak pernah juara kelas tapi aku selalu menjadi perwakilan sekolah di hampir setiap event. Di bidang biologi aku pernah menjuarai tingkat kota, aku sangat bahagia akan hal ini, wajarlah aku kan dari sekolah yang tidak unggul itu saja aku rasa aku sangat hebat. Dan prestasiku itu sangat didukung oleh teman-temanku bahkan guru dan kepala sekolah pun membanggakan diriku. Alhamdulillah keadaanku berubah drastis, aku mulai nyaman di tempat baruku ini. Sebenarnya aku lebih menyukai seni.

Ada lomba pramuka se-Kota. Tanpa pikir lagi, Kepala Sekolahku memasukkanku ke bidang pramuka. Katanya, disana nanti ada lomba drama dan aku ditunjuk sebagai pemeran utama dalam drama yang akan tim kami tampilkan kelak. Tak terlalu buruk kami mendapat juara 2. Kepala sekolahku sangat bangga, wajar saja itu pertama kalinya sekolah kami mengikuti kegiatan ini.

Aku ingat ketika Kepala Sekolahku menyebutku dengan sebutan “anak emas” sontak aku kaget, senang sekali rasanya ternyata masih banyak orang yang tidak risih ada di dekatku, bahkan menyayangiku seperti ini. Aku adalah anak yang beruntung saat ini karena aku merasa teman-temanku sangat iri terhadapku.

Tak cukup itu, aku lulus dengan nilai terbaik dari Sekolahku, “sangat-sangat membanggakan” kata guru ku. Karena selama ini belum ada yang lulus UN dengan nilai sebaik aku di sekolah ini. Sangat mudah bagiku memasuki sekolah mana yang akan ku masuki kelak. SMA yang paling favorit di kotaku lah yang akhirnya ku masuki.

Aku selalu menyamakan SMA ini dengan dimana aku berada di SMPku dulu, yang selalu di bilang “anak emas”. Aku merasa salah milih sekolah, ini bahkan tempatnya orang pintar bak genius, tempat orang kaya dan sok-ngeartis semua, ya ampuunnn…
Aku telah salah, aku yakin itu. Ternyata terjadi lagi, sebelumnya aku tahu ini akan terjadi lagi. Karena awalnya aku telah melihat situasi yang aku kurang nyaman, bahkan sekarang aku takut berbicara, aku takut beradaptasi. Akulah orang pasif itu.

Aku diremehkan lagi. Kali ini mungkin karena aku satu-satunya siswi yang berasal dari sekolah yang tidak se-level dengan mereka. “Tapi apa salah, toh sama-sama orangtua kita yang membiayai kita disini bukan?” itulah pertanyaan yang selalu ada di fikkiranku. Pernah sekali aku mengumumkan sesuatu di depan kelas, tetapi perkataanku tak seorang pun ada yang peduli. Huh.. aku lelah biarlah mereka sibuk dengan urusan mereka masing-masing, aku juga tak peduli.
Sempat aku ikuti permainan (Geng) temanku yang sok manja yang berjumlah 6 orang ditambah aku. Tapi aku merasa sangat bodoh. Mengapa tidak, aku merasa aku hanyalah orang yang bisanya hanya disuruh-suruh saja, sepertinya mereka mengibaratkan aku seperti pembantu mereka. Itu berjalan selama 3 bulan saja.

Percuma aku berada di antara mereka, sedikit pun mereka menganggapku tak penting. Bodohnya aku kalau masih mau jadi umpan suruhan mereka. Di jejaring sosial mereka menjelek-jelekkan aku, sontak aku terkejut. Kurang apalagi aku pada mereka Tuhan? sebegitu jijiknya mereka mengenalku? Air mataku terjatuh teringat apa yang telah ku perbuat pada mereka selama ini. Aku rasa ini sangat sakit. “Air susu dibalas air tuba” mungkin itu pepatah yang sangat cocok untuk diriku. Segala upaya telah aku perbuat untuk aku bisa sama posisi berteman dengan mereka, untuk mereka bahagia kalau aku berada di antara mereka. Tapi tak pernah kebahagiaan yang kudapat dari mereka. Pernah aku membela diriku, tapi percuma kekuatanku tak ada apa-apanya dibandingkan mereka. satu berbanding lima aku dengan mereka.

Kenaikan kelas, aku masih sekelas dengan mereka. Tuhan.. aku takut melihat wajah-wajah mereka tapi aku tak bisa lari dari kenyataan. Aku mencoba jadi anak yang sangat pemberani. Tenyata berhasil jua. Ada seorang teman dari kelas lain yang ingin berteman denganku, langsung saja aku menyambutnya dengan senang hati. Sebut saja namanya Rere.

Aku dan Rere, walaupun kami beda kelas, kami sangat berteman akrab. Aku sering mengajaknya main ke rumahku, begitu juga Rere sering mengajakku ke istananya. Mamaku yang tau aku sudah mempunyai seorang sahabat sangat senang mendengar hal itu. Aku selalu menyiapkan makanan lezat setiap kali Rere main ke rumahku. Pernah waktu itu, Lampu kamarku sudah mati. Aku malu, Rere yang datang dari siang tak kunjung pulang, bukan maksud hati ingin mengusirnya, tapi aku hanya malu saja padanya. Waktu pun berjalan dan hari pun mulai gelap. Rere yang menyuruhku untuk menghidupkan lampu, tetapi aku hanya mengatakan “ya ampun aku lupa kalau lampu kamarku sudah mati”. Mama yang mendengar aku saat itu langsung saja memberiku uang lima puluh ribu untukku membeli lampu. Aku sangat haru, karena aku tahu itu adalah satu-satunya uang yang mama pegang, dan mama memberikan uang itu padaku hanya untuk aku agar aku tidak malu di hadapan temanku. Rere kembali mengusikku, katanya ia ingin ke kamar mandi. Ternyata lampu kamar mandi juga tidak bisa hidup, aku mulai khawatir Rere akan mengejekku karena lampu yang tak ada itu. Mama hanya bilang “Kalau mau buang air kecil sebaiknya di belakang saja ya Re, soalnya kamar mandinya sedang rusak”
Mengapa mama melakukan itu? hanya karena takut aku dipermalukan. Seharusnya mama tidak usah melakukan itu. Aku bisa saja mengusir Rere dari rumahku dan menyuruhnya pulang, dari pada aku melihat perasaan mama yang hancur seprti ini karena melihat anaknya yang tidak se-level dengan Rere yang anak orang kaya itu.

Sesuatu terjadi. Tiba-tiba saja Rere memfitnahku mengambil uang 100 ribu milik teman sekelasku. Aku sangat tidak percaya Rere mengatakan hal itu. Lantas semua teman di kelasku percaya cuma-cuma saja dengan yang dikatakan Rere. Aku berlari sambil menangis menuju kamar masndi, tak ada yang percaya padaku, guru, semuanya tak ada yang percaya kalau aku tidak mengambil uang temanku!

Kalau aku berjalan, semua temanku hanya melirik dang sepertinya mengumpat kejadian kemarin. Aku tidak perduli, aku bukan maling!!!

Hal yang aneh terjadi. Rere tiba-tiba menceritakan hal yang buruk kepada mantan teman-teman geng ku dulu. Sepertinya Rere cukup pintar menceritakn keburukanku depan mereka. Aku rasa mereka semua tambah jijik melihatku. Tapi tenang saja tak sedikitpun aku menyimpan dendam. Hidup ini hanya sementara, kalau aku pergunakan untuk membalas perbuatan mereka aku tidak ada bedanya dengan mereka. Toh aku jadi bukan anak yang baik. Itu terjadi hingga aku kelas 3 SMA, dan tak seorang pun ingin berteman denganku. Teringat akan hal dulu, begitu jahatnya Rere Tuhan? Tak henti-henti cobaan ini? Apa di dunia ini hanya aku yang selalu dikucilkan? aku sempat kuat, tapi aku juga manusia. Aku tak akan ceritakan ini pada mama. Aku takut mama akan sedih mendengar aku mengeluh karena dijauhkan teman-temanku.

aku harus lebih cerdas. Seberapa aku dekat dengan orang, aku tidak akan percaya cuma-cuma padanya. Dialah yang paling mudah untuk menjatuhkan aku, karena itulah aku sadar kalau teman bisa menjadi musuh terbesar dimana pun kita berada


To Be Continue

Broken Home



Aku hanya seorang bocah cilik yang butuh kasih sayang orangtua, bocah cilik yang selalu berlari kesana kemari untuk mencari teman atau mengejar kupu kupu terbang, bocah cilik yang melompat untuk memetik buah di pohon yang tinggi, bocah cilik yang sering duduk sendirian di bawah pohon rindang, bocah cilik yang jauh dari kata teman, keluarga, dan saudara, bocah cilik yang terkucilkan dari keluarga, bocah cilik yang sudah paham apa itu broken home, bocah cilik yang… yang… yang.. dan seterusnya akan tertulis tentangku.

10 tahun kemudian… Prang!! suara pecahan kaca itu kembali terdengar, bukan hal biasa lagi untuk ku dengan kejadian yang hampir setiap hari- ralat setiap mereka pulang ke rumah. Aku kembali meletakkan kepalaku pada lipatan tangan yang kubuat di atas lutut, merasakan sesak yang setiap saat aku rasakan, tanpa disuruh pun airmataku sudah mengalir deras membasahi pipi.

“Kau habiskan uang itu dalam dua hari? Kau belikan apa uang sebanyak itu?!!” “Uang segenggam kau bilang banyak? Hei saya bisa mendapatkan uang banyak lebih dari anda!”

Aku menghela napas kasar, mendengar percakapan yang selalu menyangkut uang, ayah yang selalu pulang malam bahkan jarang pulang ke rumah, dan ibu yang selalu pergi ke night club, aku tau karena aku pernah mengikutinya dan ia melakukannya setiap hari. Miris memang kehidupanku, sejak aku berumur 5 tahun sampai sekarang aku berumur 15 tahun hidup dalam keluarga yang hancur ‘broken home’, sudah lupa apa itu kasih sayang, lupa apa itu kebersamaan, lupa apa itu keharmonisan, lupa apa itu kenyamaan keluarga. Hidup dalam kesendirian, bayangan yang semu, kegelapan, kesunyian.



Dulu, aku pernah bertanya pada diri ku sendiri ‘Mengapa aku, bocah cilik yang harus mendapatkan kepahitan kehidupan?’ tapi sekarang aku bertanya pada Tuhan ‘Apa ini cobaan darimu untukku Tuhan? Hidup dalam keluarga yang hancur yang entah kapan akan berakhir?’ dan aku tahu Tuhan menjawab iya. Tuhan ingin mengukur sampai dimana kemampuanku, dan aku yakin Tuhan punya rencana indah yang tidak pernah aku bayangkan. Dan salah satunya adalah Reina, gadis cantik yang mau mendengarkan ceritaku, mendukungku, menemaniku, dan mengerti tentangku, dia yang berjanji akan selalu ada untukku dalam keadaan apapun itu.

Aku tersenyum menutupi sesak yang terus menggebu dalam dada, memejamkan mata dan mencoba mengabaikan suara teriakan ayah ibu, dan pecahan kaca atau guci. Berharap akan keindahan dalam mimpi, bermain main dengan bayangan semu walau hanya sementara, melupakan sejenak pertengkaran orangtua, dan berharap saat aku terbangun tidak ada lagi pertengkaran dan merasakan kasih sayang orangtua yang selama ini aku harapkan.


<~>broken ~ home ~ broken ~ home<~>

Thursday 12 July 2018

Perjuangan Cinta Yang Sia Sia 😞



Aku duduk di tengah-tengah rerumputan dan ilalang yang menari-nari tertiup angin. Menulis bait demi bait kata-kata yang berada dalam pikiranku. Entah sudah berapa lembar kertas yang telah ku tulis lalu ku sobek lagi. Sejak kertas pertama, tak ada satu pun kata yang cocok untuk menggambarkan perasaanku kali ini. Ku rasa sudah semua kata telah ku tuliskan untuk sang penerima kertas ini. Rafa namanya. Rafa, pria yang ku kenal beberapa tahun lalu yang hingga kini masih menempati posisi terpenting di hatiku. Dia, seseorang yang begitu mengagumkan bagiku. Terdapat binar-binar di mataku saat aku melihatnya. Dia yang begitu sederhana namun begitu indah untukku.

Dia adalah seseorang yang begitu ku tunggu, begitu ku cintai, begitu ku harapkan, namun juga begitu menyakitkanku. Hampir setiap hari, selama hampir tiga tahun ini, bagai pekerjaan wajib yang harus aku lakukan, aku menulis beberapa bait tentangnya atau tentang perasaanku untuknya. Perasaan ini, semakin hari semakin bertambah, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk mengungkapkan perasaan ini. Bahkan dengan menulisnya dalam ribuan kertas selama ini, itu pun tidak mengurangi perasaanku untuknya. Namun kali ini berbeda. Bagai gunung berapi yang sudah siap mengeluarkan material-materialnya. Begitu pun denganku.

Aku sudah siap untuk mengungkapkannya. Mengungkapkan perasaan yang selama ini ku pendam. Yang selama ini ku sembunyikan darinya. Kini aku siap karena perasaan ini sudah tak tertahankan lagi. Karena aku tak mampu menyimpannya untuk waktu yang lebih lama lagi. Aku menutup buku yang penuh dengan ungkapan perasaanku untuknya itu. Lalu aku beranjak pergi mencari sesosok pria yang akan mengetahui segala perasaanku itu. Sebentar lagi. Entah hanya kebetulan atau memang naluriku padanya sudah begitu kuat, aku langsung menemukan keberadaannya. Sedang mendengarkan musik melalui earphone di depan perpustakaan. Aku langsung menghampiri sesosok pria yang begitu ku cintai itu.

“Rafa,” panggilku pelan sambil menyentuh lembut pundaknya. “Kenapa sih? Ganggu banget,” jawabnya kasar seperti biasa. “Gue cuma mau ngasih ini,” dengan hati-hati aku memberikan sebuah surat yang telah ku tulis mati-matian barusan. “Apaan?” katanya cuek. Ia mengabaikan pemberianku dan membiarkan tanganku mengambang di udara. Ugh, bodohnya.
“Baca aja,” kataku masih diiringi dengan tatapan nanar yang tersembunyi di balik senyum pedihku.

“Gak, males. Lo aja yang baca,” ia berbalik. Memunggungiku yang tanpa ia tahu bahwa perlahan air mataku mulai mengembang di pelupuk mataku. Setega itukah dia sampai mengabaikanku kali ini? “Rafa,” lirihku sambil meremas kertas yang tadi ku berikan padanya namun ia mengacuhkannya. “Hmm,” ia berdehem. Masih dengan posisinya yang membelakangiku.

“Gue tahu ini konyol buat lo. Tapi cukup untuk kali ini gue udah bener-bener gak kuat sembunyiin semua ini dari lo. Selama hampir tiga tahun gue ngerasain perasaan ini terus menerus. Selama hampir tiga tahun gue bertahan sama perlakuan lo ke gue yang sering kali mengabaikan gue, bahkan kasar ke gue. Gue gak tahu harus mulai dari mana. Terlalu banyak kata-kata yang mau gue ungkapin ke lo, tapi gue gak bisa. Sekarang gue cuma mau lo tahu kalau–” kataku terhenti saat ku sadari butiran bening sudah berada di pelupuk mataku yang masih tertahan.



“Gue-sayang-lo,” sambungku. Dan akhirnya butiran bening itu pun jatuh dari pelupuk mataku. Bahkan begitu deras hingga aku terisak. Aku tahu dia mendengar isakanku, tapi ia masih dengan diamnya seperti tadi. Tak melihatku, tak mempedulikanku. “Rafa,” panggilku sambil menghapus air mataku dengan punggung tanganku. Tak ada jawaban. Apa dia setuli ini dengan perasaanku? “Rafa,” panggilku sekali lagi.

Ia berbalik. Menatapku dengan tatapan yang tak aku mengerti maksudnya apa. Sangat lekat hingga rasanya aku bisa jatuh saat ini juga. “Kenapa lo sayang sama gue?” katanya cuek namun masih dengan menatapku. Aku terdiam sejenak. Mencoba menyusun kata-kata atas pertanyaannya itu. “Apa sayang butuh alesan? kalau iya, nyatanya gue sayang sama lo tanpa alesan apa pun. Gue sayang sama lo dan gak peduli sama apa yang lo lakuin ke gue selama ini gue tetep sayang sama lo. Dan gue tetep sayang sama lo tanpa lo tahu gimana perasaan gue ke lo,” kataku gemetar.

Butiran air mata itu jatuh lagi. Kini terjatuh di hadapannya yang bisa membuatnya berpikir bahwa aku lemah. Tapi aku tidak peduli. Nyatanya, saat ini aku memang benar-benar lemah karenanya. “Gue udah tahu. Sekarang berhenti sayang sama gue,” jawabnya dingin. Sangat dingin hingga menusuk hatiku begitu dalam. Lalu ia pergi tanpa mempedulikan tangisanku saat ini. Aku terduduk di lantai tempatku berdiri tadi. Rasanya kakiku sudah tak sanggup menopang tubuhku yang begitu lemah saat ini.

Ia pergi menjauh. Tanpa kata maaf yang terucap. Tanpa salam perpisahan yang mengiringi kepergiannya. Tanpa ucapan terima kasih karena telah ku cintai dengan begitu hebatnya. Tanpa rasa peduli untukku yang tulus mencintainya. Hanya pertanyaan dingin yang membuatku jatuh begitu dalam. Hanya perintah untukku berhenti mencintainya yang aku sendiri pun tak yakin bisa melakukannya. Ini sungguh menyakitkanku. Beginikah kenyataan yang harus aku ambil? Selama ini ia tahu tentang perasaanku, namun ia masih tidak peduli. Bahkan sampai aku mengatakannya dengan jujur padanya, ia masih mengacuhkanku lagi. Apakah benar dia orang yang begitu ku cintai? Setega itukah?

Selama hampir tiga tahun aku merasakan cinta yang bodoh, cinta yang begitu sia-sia. Aku telah menunggunya selama hampir tiga tahun ini. Namun apa yang ku dapat selain rasa kecewa? Apakah cinta semenyakitkan ini? Apakah setelah ini dia masih bisa tertawa bebas? Setelah ia menyakiti perasaan seseorang yang begitu tulus mencintainya. Aku tidak mengerti tentang apa yang aku rasakan selama ini. Tentang apa yang ku lakukan dalam waktu hampir tiga tahun ini. Tentang rasa ingin tahu yang menghancurkanku. Tentang cinta yang membunuhku secara perlahan. Tentang penantian yang berujung pada penyesalan. Aku tidak mengerti dengan semua ini.

Aku tak pernah membencinya sekalipun ia berkata kasar padaku. Aku tak pernah membencinya meskipun yang ia lakukan hanyalah mengacuhkanku. Aku tak pernah membencinya sekalipun air mata ini terbuang sia-sia hanya untuknya. Aku hanya membenci keadaan dimana aku tahu bahwa aku begitu mencintainya meski dia tak pernah peduli tentang perasaanku. Kini aku sadar, selama ini aku mencintai orang yang salah dengan begitu tulusnya. Aku telah memperjuangkan seseorang yang tak pernah menganggapku ada. Dengan banyak hal yang telah aku lakukan untuknya. Dengan semua perasaan yang telah aku berikan untuknya. Dengan waktuku yang telah ku habiskan hanya untuk memikirkannya. Dengan segala kekecewaan yang selalu ia berikan padaku. Kini aku sadar bahwa selama ini cinta yang ku rasakan hanyalah cinta yang sia-sia.

jangan sia siakan dia yang tulus mencintai
karna kalau dia telah pergi
mungkin dia tak akan kembali
dan disaat itu juga kamu akan sadar betapa berharganya dia untuk mu

Cinta Yang Berakhir Tragis



Cinta Yang Berakhir Tragis

Perkenalkan dulu, kenalkan Shinta temen sebangku Ayu mereka bersekolah di SMA Harapan Jaya Jakarta Selatan kelas XI-IPA/3, dan temennya atau cowok yang Ayu yaitu Tian yang bersekolah di SMA yang berlainan dengannya yaitu siswa SMA Daya Bakti 3 Jakarta Selatan kelas XII-IPA/2.

Pada suatu hari shinta punya temen sebut saja namanya Ayu, dia ngefans banget sama seseorang yang bernama Tian. Awal mulanya Tian minta tolong padanya untuk cariin dia cewek. Shinta pun berpikir “Siapakah ya yang akan gue jodohin sama Tian?” ujarnya dalam hati kebingungan. Akhirnya ia punya ide siapakah yang akan dia sasarin, yaitu Ayu. “Oh ya… Apa Ayu aja yang gue incar, hahah incar katanya” ujarnya meriang.

Keeseokan harinya, ia bercerita pada Ayu tentang bahwa Tian minta tolong padanya untuk cariin dia cewek “Eh Yu, gue punya cerita nih!! Mau kaga?” cetusnya sambil membuat kaget ayu dari belakang. “Nggak ah gue malas yang mau denger cerita lo!” cueknya. “Ya udah deh, kalau emang nggak mau denger cerita tentang Tian…” ujar shinta sambil meninggalkan Ayu. “Eh tunggu dulu… Tentang Tian wahh apa ayo gue pengen tau!” potongnya pada saat shinta bicara. Akhirnya sok cuek Ayu pun berakhir dengan ucapan Shinta dengan menyebut nama cowok yang dia idamkan selama ini, yaitu Tian. “Gini lho, tadi malam tuh Tian BBMan sama gue dan tiba-tiba dia bilang gini “Eh Shin, gue lagi jomblo nih, bantuin gue dong cariin cewek yang baik deh” kan gue balas “Urusan gue apa?” hahah dan dia pun jawab lagi “Kan gue cuma minta tolong kek untuk cariin cewek, pelit amat sih lo” itu sih katanya, kamu mau ya kenalan dulu deh!”

Beberapa saat sebelum dijawab oleh Ayu, bel berbunyi pun bertanda masuk kelas. Shinta pun menyiapkan dan memimpin kelasnya kebetulan juga ia adalah Ketua Kelas. Setelah ia menyiapkan pasukannya, ia pun juga masuk ke dalam kelas, dan untuk menenangkan kelasnya yang ramai, setelah semuanya lumayan nggak ramai, ia pun bertanya kembali pada Ayu “Gimana Yu, mau nggak? mau ya! Lo kan juga suka tuh sama orang itu!” dengan kata yang mengejek. “Gue nggak SUKA, gue cuma sekedar ngefans berat sama orang itu” cetusnya judes. “Sihh, jujur aja kali, setiap lo bicarain Tian, muka lo dan mata lo saat cerita berbeda banget, seperti ada perasaan yang mendalam banget sama orang itu.” ngejeknya kembali pada Ayu. Teng… teng.. teng… Ayu pun tidak berkata-kata entah apa yang dia pikirkan. Tiba-tiba guru datang ternyata mereka baru inget kalau sekarang pelajaran guru killer yaitu guru Matematikanya sebut aja namanya Pak Dofi. Pak Dofi adalah guru yang paling kiler di sekolah ini. Shinta pun lupa untuk memanggil pak killer di ruang guru. Tapi hari ini Shinta pun bingung kenapa pak killer kok tidak memarahinya.

KBMpun berjalan dengan lancar, dan akhirnya tidak kerasa terdengar bel berbunyi yang bertanda waktu istirahat tiba. “Eh Shin, eeemmm, ee ya deh gu…gue mau, tapi sahabat dulu ya! Jangan langsung tembak, gue kan jadinya nggak enak” ucap Ayu grogi. “Ya nggak lha, dia kan juga ingin kenal lho deket, nggak langsung nyosor tembak segala emang dia cowok apaan” cetusnya sambil memukul pundak Ayu. “Oke deh nih nomer tuh orang, ciyyeee” sambil memberi selembar kertas padanya.

Berjalan selangnya waktu, dan entah kenapa keesokan harinya Ayu pun kelihatan sumringah banget kaga kayak biasanya. Shinta pun bertanya pada Ayu “Eh Yu, kenapa lo berbunga-bunga gitu? Ayo ada apa ini!” ucapnya dengan penasaran. “Cerita nggak ya! Gue mau ahh,” ucapnya dengan senyum-senyum. “Ih ngggak usah malu-malu gitu kali sama gue, woles aja sama gue, bisa jaga rahasia nih!” Ucapnya dengan santai. “Emmm, gi… gini… gu.. gue sudah SMS ke Tian, dan akhirnya di balas juga, ternyata apa katanya tetangga gue Tian itu juga suka sama gue lama! Masak lo nggak tau?” ucapnya senang dan heran. “Heheh gue selidiki dulu ya beib Yu,, mmmuuaacchhh” ujarnya selidik.

Sepulangnya sekolah, Shinta pun ke sekolah Tian sambil menunggunya “Mana tuh orang lama banget keluarnya dari sekolah, lelet banget kayak penganten aja nih anak”. Beberapa menit kemudian “Eh An, cepetan dong, lelet banget lo kayak semut, badan lo yang kekar bak pemain basket ini lelet banget ketua tim lagi, SEMANGAT dong broww!!!” ucap Shinta dengan semangatnya. “Eh gue mau tanya nih, lo suka ya sama Ayu, gue juga denger sih dari anak-anak kalau lo suka juga sama Ayu, kalau lo lewat sekolah gue, lo pasti tanyain Ayu bukan gue yang nyata sahabat lo dari masa semut!” ucapnya sambil memandang pasti Tian. “Ha semut? Kecil kali, Shin…!” ucap Tian. “Ya udah sama aja! Jujur deh sama gue, lo kan nyuruh gue emang untuk kenalan sama Ayu. Kan gue udah pernah kenalin lo sama Ayu!” ucapnya Shinta Kembali. Dan ia pun menanyakan dengan serius sambil menatap mata Tian “An, kalau lo emang suka sama Ayu ya sana terus terang saja, gue dukung sahabat gue kok… Ayo semangat sahabat gue yang lelet, weekkk” sambil menjulurkan lidah padanya. “Emm, ya sih gue dari dulu udah suka sama Ayu, tapi gimana Shin, apakah Ayu juga suka sama gue!!” seriusnya. “Eh dia juga suka banget sama lo, setiap lo tanding, dia selalu lihat. Dan satu lagi dia selalu lihat informasi di twiiter lo, tentang jadwal tanding lo sama antar club mana maupun sekolah mana!” Ucapnya dengan kebenaran yang terjadi.

Kira-kira 20 menitan akhirnya Shinta pun sampai terlebih dahulu ke rumahnya dengan berjalan kaki sambil mengobrol pada Tian “Udah ya, An… gue masuk dulu.. hati-hati lo di jalan, jangan sampai ceroboh masa kapten tim ceroboh” oloknya. Shinta pun langsung ke kamar dan pergi SMS kepada Ayu dengan apa yang ia tadi omongin dengan Tian, dan ternyata apa yang terjadi? Ayu pun ternyata selama 2 minggu ini sudah sahabatan dengannya secara tiba-tiba tanpa sepengetahuan Shinta.

Dan selang waktu yang lama kira-kira persahabatan selama 1 bulan, akhirnya Ayu jadian juga sama sahabat tersayangnya yaitu Tian. Hubungan itu menjadi erat, sampai-sampai Shinta pun iri dengan hubungan itu. Dia sangat iri, karena kenapa cowok yang lagi bersamanya tidak seromantis dan sebaik dia. Dan yang membuatnya tambah iri yaitu, pada saat timnya tanding, Ayu pun ikut serta dalam penonton untuk memberi semangat untuk Tian. Saat istirihat atau tunggu ronde selanjutnya, Ayu pun mengusap keringat yang ada padanya dan memberi kan sebotol minuman air dengan cara yang sangat romantis yaitu saling menatap antar satu sama lain. Selang yang lama hingga tinggal satu bulan lagi “1 Anniversarry Tian dan Ayu”.

Percakapan yang Shinta tau pada saat Tian dan Ayu: “Eh Yu, tinggal sebulan lagi kita sudah menuju satu tahun Anniversary kita atau hari jadi kita. Kita mau dirayakan di mana nih?” ucap Tian. “Emm, mungkin di taman kali ya An, ya udah deh nanti kita SMSan, ketemuan di mana dan jam berapa, yang penting sepulang sekolah aja ya!” ucap singkat Ayu.

Setelah beberapa waktu keesokan harinya adalah hari jadi satu tahunnya Ayu dan Tiar. Shinta pun mengingatkan pada Ayu bahwa besok adalah hari jadinya. Akhirnya Ayu pun segera mengambil handphonenya dan SMS pada Tiar yang berisi:
“Tiar sayang, besok kita ketemu di Taman aja pada jam 3 sore aja deh, ditunggu ya!” isinya dan Tiar pun membalasnya “Biar ya sayang gue yang jemput lo di rumah, ditunggu ya sayang!”.

Keesokan haripun telah tiba. Pada saat di sekolah Shinta menunggu Ayu untuk mengucapkan selamat kepadanya, entah apa yang dia bicarakan dengan ngaco. Tiga menit kemudian, Ayu pun datang dan Shinta pun teriak “Selamat Yu, semoga langgeng ya sama dia, semoga nggak pernah tengkar, aminn…!!” ujarnya dengan teriakan yang menggelegar. “Oke sama-sama, Shin.. makasih ya!! Eh gue pamitan yah, gue lagipula udah mau pindah dari sini!” ucap Ayu dengan nada yang halus. “Lho mau ke mana Shin?” tanyanya bingung. “Entar aja lihat sendiri!” ucapnya singkat.

Shinta pun merasa khawatir dengan kata-kata yang diucapkan Ayu tadi. Ia pun selalu bertanya-bertanya dalam hatinya. “Kenapa, apa jangan-jangan… ah ngaco lo Shin?” hati kecilnya pun bicara, tapi ya sudahlah ia tetep berdoa semoga apa yang ia pikirkan tidak terjadi pada dua sahabatnya itu.

Sore hari telah tiba Ayu pun menunggu Tiar yang akan menjeputnya. Sedangkan ia tetap bedoa dan berdoa semoga tidak ada apa-apa yang akan terjadi nanti. Beberapa menit, akhirnya Tiar menjeputnya, yang anehnya lagi pada saat Shinta melihat mereka berdua memakai pakaian yang telah ia berikan padanya, nggak aneh sih memang untuk satu tahun nya mereka. “Ih sama-sama pake baju yang gue belikan untuk kalian, ternyata couple juga ya!” ujarnya seneng. “Ya dong, kan gue makenya cuma satu kali ini, harus di pake dong, jangan dibuang-buang mubadzir kali” mereka pun menjawab pertanyaan dengan serempak. “Ih ngapain nih anak berdua serempak, kok jadi nggak enak ya perasaanku!” ucap Shinta dalam hati kecilnya. “Ya udah ya kita mau berangkat dulu, bye… bye” ucapnya secara bersama-sama.

Beberapa selang waktu, Shinta kaget karena mereka mendapatkan telpon dari rumah sakit, bahwa Tiar dan Ayu baru saja kecelakaan dengan dua truk. Shinta pun kaget, dan apa yang terjadi Shinta langsung cepat-cepat pergi ke Rumah Sakit untuk mlihat dua sahabatnya itu. Akhirnya apa yang ia pikirkan ini menjadi kenyataan, pada sesampainya di RS ternyata dua sahabatnya itu sudah tidak tertolong karena sudah banyak darah yang keluar dari mereka berdua. Ia pun menangis kencang serta ikhlas kehilangan kedua sahabatnya. “Kenapa ini terjadi pada gue ya allah, mereka sahabat gue yang saling menjalin hubungannya, apakah ini yang dinamakan cinta sejati sampai mati, dan juga dinamakan cinta mereka berakhir dengan ketabrakan yang tragis” tangisnya.


jangan lupa share ya !

Wednesday 11 July 2018

Ditinggal Pas Aku Lagi Sayang-Sayangnya



Gak pernah terpikir olehku, harus kehilangan kamu secepat ini. Kamu yang membuatku merasa nyaman. Kamu yang sudah membuatku menyangimu. Tetapi kamu dengan mudahnya pergi gitu aja dariku. Pergi pas aku lagi sayang-sayangnya sama kamu.

Sampai saat ini saja aku masih belum percaya bahwa kamu ninggalin aku gitu aja. Merasa tidak mungkin, aku ditinggal pergi seperti ini. Padahal aku sudah memiliki perasaan terhadapmu. Tapi kenapa kamu malah tega ninggalin aku seperti ini. Mudah benget ninggalin seseorang yang sudah sayang sama kamu.

saat kamu pergi, kamu gak mikir perasaan ku kaya gimana, Kamu pergi gitu aja dari hidupku, seolah-olah aku hanya sebagai pelampiasan saat kamu butuh saja. Setelah kamu merasa tidak butuh lagi, aku hanya ditinggal pergi.
padahal aku lagi sayang-sayangnya sama kamu.

Kamu Yang Datang, Kamu Yang Mendekat Dan Kamu Juga Yang Membuatku Merasa Nyaman
Enak ya jadi kamu, aku gak pernah meminta kamu untuk datang kepadaku. Aku gak pernah menyuruh kamu untuk peduli, perhatian kepadaku. Tetapi kamu lakukan semua itu seolah-olah kamu memang tulus.

Yang kamu lakukan seoalah-olah memang memiliki perasaan terhadapku. Tapi nyatanya kamu memperlakukan aku dengan baik hanya karena ada maunya saja. Setelah merasa tidak membutuhkan aku, kamu pergi gitu aja tanpa memikirkan bagaimana perasaanku.
Saat Aku Udah Ngerasa Nyaman, Kamu Ngilang Aku Gitu Aja
Kamu sudah berhasil membuatku merasa nyaman didekatmu dan bersamamu. Aku sudah terbiasa mendapat kabar darimu. Tapi kamu tiba-tiba aja ngilang dari hidupku.

Siapa yang tidak kecewa, siapa yang tidak sakit hati, aku hanya sebagai pilihan saat kamu merasa sendiri. Kini kamu menghilang saat aku sudah merasa nyaman dan tidak mau kehilangan kamu.



Aku yang memang benar-benar tulus menerima kamu malah aku yang bingung dengan sikap kamu. Kamu yang datang sendiri kepadaku tanpa ada yang meminta. Kamu sendiri yang bersikap baik kepadaku hingga aku terbiasa denganmu.

Ini kah yang dikatakan aku terlalu baper? Atau memang kamu yang sengaja membuatku baper. Aku masih kebingungan saat kamu pergi gitu aja, bahkan belum percaya bahwa kamu memang benar-benar pergi setelah berhasil membuatku merasa nyaman dan sayang sama kamu.

Ditinggal Pergi Gitu Aja, Pas Aku Lagi Sayang-Sayangnya. Enak Bener Hidupmu, Datang Lalu Pergi Sesuka Hatimu
Ingat ya, aku tidak akan pernah baper kalau kamu tidak memperlaukan aku seperti ini. Aku tidak akan merasa nyaman kalau kamu tidak membutku merasa nyaman. Aku tidak akan pernah sayang kalau kamu tidak bersikap seolah-olah peduli, perhatiaan sama aku.

END

Antara Aku, Kau, dan Dia




Namaku Rohana bersekolah di SMA N 1 Woha kelas XII Ipa 1 di sekolah aku dikenal sebagai cewek yang cerewet dan suka bercanda. Aku punya pacar namanya Muhammad Rizaldi Maulana biasa dipanggil Batis, dia baru kelas 2 SMA satu sekolahan sama aku. Awal kita bisa dekat itu karena kita sama-sama saling mengagumi dan akhirnya pacaran. Semenjak aku mengenal Batis hatiku sangat bahagia, semuanya terasa berbeda dari sebelumnya dia telah merubah duniaku. Dari pertama pacaran kita sering ketemu dan sering jalan-jalan, dua minggu pacaran pun aku masih merasakan kebahagiaan itu.

Suatu hari aku lagi duduk sama Batis dan lihat-lihat foto di hpnya Batis, selesai lihat foto aku penasaran Batis smsan sama siapa aja terus aku lihat smsnya dia sama yang namanya Nanda dan isi smsnya itu tentang ungkapan perasaan cintanya Nanda untuk Batis. Aku tanya sama Batis. “Ini Nanda mana? Nanda ipa 7 apa bukan?” dan dia jawab dengan jujur.
“Iya itu Nanda ipa 7, kita cuman temanan kok dan nggak mungkin aku suka sama yang lain kan udah ada kamu,”

Mendengar menjelasannya Batis aku kaget ternyata sahabat sekaligus sepupunya aku ternyata suka juga sama Batis kenapa juga Nanda harus ngungkapin persaannya itu waktu Batis pacaran sama aku kenapa nggak dari dulu aja ngungkapinnya. Di situ aku merasa kecewa sama Nanda dan aku terdiam memikirkan itu dan aku menangis. Batis melihat air mataku dan bertanya, “Kamu nangis? Kan aku udah bilang aku nggak ada apa-apa sama Nanda aku cuman sayang sama kamu, aku mohon percaya sama aku.” dan aku tersenyum seakan-akan tidak ada beban dan menjawab. “Idiiih siapa yang nangis, aku nggak nangis kok aku cuman kelilipan aja.” dan Batis terus meyakinkan aku kalau dia sayang dan cinta sama aku dan nggak ada apa-apa sama Nanda mereka cuman temanan.



tapi, setiap kali aku membuka sosmed pasti saja ada statusnya Nanda buat Batis meskipun Batis tidak meresponnya tapi hati ini tetap saja sakit dan aku pun takut kalau Batis dibikin nyaman sama Nanda. Tapi aku tetap harus berpikiran positif tentang Batis kalau memang dia mencinta aku pasti dia nggak bakalan ninggalin aku demi Nanda. Hubunganku sama Batis sudah berlangsung tiga minggu aku masih merasakan kebahagiaan itu meskipun masalah terus datang menghampiri tapi kita bisa menyelesaikannya dengan saling jujur dan saling percaya. Tapi hubungan itu tidak berlangsung lama semua itu karena kesalahan aku sendiri dan Batis kecewa sama aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan itu, dengan polosnya aku langsung menerima keputusannya Batis tanpa mempertahankan hubungan itu. Dan pada detik itu juga Batis langsung inbox si Nanda dan meminta Nanda untuk menghiburnya. Tidak berlangsung lama dia pacaran sama Nanda.

Aku terus berusaha tegar meskipun dalam hati aku menangis dan berkata dalam hati, “Kenapa harus Nanda sahabatku yang dia pacarin kenapa nggak orang lain saja.” setiap hari aku selalu melihat mereka sedang berduaan dan sampai sekarang juga aku masih sering melihat status dan foto-foto yang mereka upload meskipun sakit tapi aku berusaha tetap tegar. Aku tetap sayang sama mereka tanpa ada niat untuk membenci Nanda ataupun Batis karena mereka berdua adalah dua orang yang aku sayang dan aku terus mendoakan semoga mereka bahagia.

aku , kau dan dia
cinta segita :')

Tuesday 10 July 2018

Misteri Kamar Mandi Sekolah



Namaku Reza, aku sekolah di salah satu SMA Swasta di kota Bandung. Sekarang aku beranjak naik ke kelas 2, selama kurang satu tahun lebih aku bersekolah disana akhirnya aku tahu cerita yang tersimpan di balik kelasku ini. Ada yang bilang kalau sekolahku ini dijuluki sekolah paling seram di kota Bandung, karena ini juga sekolahku ini adalah tempat persimpangan makhluk halus.

Awalnya aku tidak begitu percaya sampai aku mengalaminya sendiri. Sekitar jam 5 sore aku masih latihan basket di lapangan sekolah, karena minggu depan akan ada turnamen antara SMA. Jadi sampai saat ini anak-anak basket latihan lebih lama daripada biasanya.

Akhirnya sampai juga “bro, aku ke kamar mandi duluan ya”, kataku kepada teman-temanku. Aku berjalan tenang melewati lorong kelas yang sudah tampak gelap dan sepi. Setibanya di kamar mandi, aku gantungkan tas ku dan mulai mandi. Beberapa saat ketika aku mandi, tiba-tiba saja lampu kamar mandinya mati. Aku berhenti menyiram tubuhku dan mulai mendekatkan telingaku ke pintu, dengan harapan aku tahu siapa orang yang mematikan lampu kamar mandi ini.





Beberapa saat aku terdiam, ternyata tidak ada suara teman-temanku. Aku membuka sedikit pintu kamar mandi untuk melihat keadaan diluar dan ternyata keadaan diluar pun sama gelapnya. Aku mulai menutup kembali pintu lalu memakai baju, aku berpikir jika aku teruskan mandi sudah tidak kondusif lagi.

Ketika aku sudah memakai bajuku, aku menggeserkan tubuhku sedikit ke kanan dan aku menginjak sesuatu. Ini seperti kaki seseorang, lalu aku mulai mundur beberapa langkah menuju tembok. Dan di dalam kegelapan itu aku seperti merasakan ada seseorang bersamaku. Aku segera mengambil tas yang aku gantungkan di belakang pintu, karena panik aku pun terjatuh. Aku mulai membungkukan badanku meraba-raba mencari tasku. Tiba-tiba aku mendengar suara yang sedang bernafas, jelas sekali itu bukan suara nafasku.

Hembusan nafas itu sangat kuat, dan badanku mulai merinding. Keringat dingin mulai bercucuran di keningku, tanpa pikir panjang aku ingin segera keluar dari sini. Aku mencari gagang pintu yang ada di sisi kiriku, namun pintu kamar mandinya susah terbuka. Dan dibelakangku terasa sebuah angin dingin yang berhembus, seperti meniupi pundakku.

Suara hembusan nafas ini membuatku sangat takut, aku memberanikan diri membalikan tubuhku dan tidak ada siapa-siapa. Jantungku kini semakin berdegup kencang, aku ingin berteriak memanggil teman-temanku namun aku tidak bisa. Tubuhku sekarang menjadi kaku, badanku sama sekali tidak bisa digerakan dan tiba-tiba ada sesuatu yang bergerak-gerak di atas kepalaku.

Sekarang aku merasakan ada sesuatu yang menyentuh rambutku. Sedikit demi sedikit dan kali ini teksturnya mulai terasa. Ini adalah rambut, sebuah rambut yang sangat panjang dan menutupi wajahku. Sekuat tenaga aku berusaha memberontak, namun seperti ada yang memeluk dari belakang dengan sangat keras. Aku semakin tidak bisa bergerak, dan nafasku tidak bisa berjalan dengan lancar. Dan kali ini suara hembusan nafas itu terdengar jelas dari atas kepalaku.

Aku mulai membaca doa di dalam hati, sambil mengingat doa-doa yang aku hapal. Namun sulit sekali untuk mengeluarkan suara sampai akhirnya aku bisa bergerak dan ketika aku lihat ke atas. Aku melihat sebuah wajah dengan mata yang sangat merah. Hanya beberapa detik saja aku melihat sosok itu dan tidak lama sosok itu menghilang.

Badanku yang kaku sudah bisa aku gerakan, dan aku segera berlari keluar. Di depan aku bertemu dengan teman-temanku yang sudah menunggu di pos satpam. Aku segera menceritakan kejadian tadi kepada teman-temanku, dan temanku pada kaget. Lalu ceritaku di tanggapi oleh seorang satpam yang mengatakan bahwa aku memang salah. Aku salah karena sudah memakai kamar mandi itu, konon sejak dulu daerah kamar mandi itu memang angker. Makanya setiap malam lampu dimatikan agar tidak ada yang pergi kesana.

satpam itu lanjut berkata, dia tidak tahu kalau aku lagi ada disana. Karena saat tadi dia lewat, semua pintu kamar mandi terbuka dan kosong. Aneh, padahal jelas sekali tadi aku ada didalam salah satu kamar mandi itu.


jangang lupa share
ke teman² kamu

Karma Tak Semanis Kurma



Hari-hariku kini tak lagi sama seperti biasanya, segalanya terasa sepi semenjak hubungan kami berakhir. Memang sih masih kontekan dengan baik karena yah kami sudah sepakat bahwa walau udah break tapi nggak menutup kemungkinan harus putus silaturahmi apalagi musuhan. Tak bisa dipungkiri hatiku kini telah hancur sehancur-hancurnya bukan tanpa alasan karena aku memang sangat mencintainya, tapi aku sadar bahwa selama ini hanya aku yang terlalu berharap karena yang sebenarnya aku tahu kalau dia lebih sayang pada wanita lain yang juga pernah menjadi masa lalunya.

“Stalker dulu ah” sembari jari jemariku sibuk dengan layar smartphoneku Mataku terbelalak dengan detak jantung yang tak beraturan dan nafas yang begitu sesak, tak sadar air mata jatuh dari pelupuk mataku Rasa sakit yang tetamat sakit seperti ada sayatan pisau di sana yah tepat di jantungku “kenapa tadi aku stalker, kan jadinya kayak gini bahkan buat cemburu saja aku tak berhak!! Kenapa kamu jadi sebodoh ini sekarang?” pekikku kesal dalam hati

Aku seperti ini bukan tanpa alasan, yah semenjak putus hingga sekarang aku dan dia masing-masing belum mengganti kata sandi akun fb kami Itu semua karena aku tak mau menggantinya tapi aku sudah tawarkan padanya bila ingin diganti namun dia malah menolak karena alasan tidak adil, dia memang pria yang begitu bijak sebab itu aku jatuh hati padanya namun sayang aku tak beruntung karena ada gadis lain yang lebih ia cintai

Dadaku sesak dan hatiku sakit karena tak sengaja ku mendapati pesan teksnya dengan seorang wanita yang isinya begitu mesra dan penuh dengan bahagia, “pantas chatku di bbm tak dia gubris ternyata dia sedang asyik chat dengan gadis ini” gumamku dengan nada sebal. Bagiku ini bukanlah hal baru memang sudah seringkali aku mendapati hal semacam ini, chat mereka akan dia hapus setelah percakapan itu selesai karena mungkin ingin menghargai perasaanku Biarpun begitu aku tetap jujur padanya walau dia tak bertanya kalau aku udah baca semuanya dan saat aku mengatakannya dia malah minta maaf berkali-kali karena sudah mengecewakanku

Aku selalu memasang topeng ceria jika ia menghubungiku, itu semua agar dia tidak terlalu mengkhawatirkan perasaanku Bagiku kebahagiaannya adalah yang nomor satu daripada sakit hati yang kualami, aku bahagia bila ia bahagia untuk itu aku selalu mendukungnya untuk dekat dengan gadis idamannya Dia seringkali mengeluh padaku, kenapa bisa gadis sebaik diriku dulu dia sakiti namun aku selalu menghindar dari keluhannya dan menjawab bahwa aku memang ditakdirkan hanya untuk menjadi teman baiknya bukan menjadi teman hidupnya

Dering ponsel membuyarkan lamunanku, di sana ada pesan dari asriel bahwa kini dia sudah resmi berpacaran dengan runi Antara bahagia karena ia berhasil meyakinkan runi untuk menerima asriel dengan rasa hatinya yang dipenuhi rasa cemburu “oh tuhan, aku harus apa aku mencintainya tapi di sisi lain aku ingin dia bahagia dengan pilihan hatinya” dadaku serasa sesak dengan kuat hati kubalas pesan itu dengan tegar
“selamat yah riel, jangan lupa buat traktirin aku loh awas kalau lupa!” “Iya neng pasti nanti aku traktir apa aja yang kamu minta, janji!” “Dasar itu anak mentang-mentang sugih udah sok belaga mau kasi apa aja, padahal aku minta yang sederhana aja cuma cintanya” gumamku dalam hati

Seminggu sudah berlalu, semenjak asriel berhubungan dengan runi kini aku mulai dicampakan Sudah jarang ditelepon, chat di bbm juga cuma seperlunya bahkan itu pun kalau aku yang mulain ping duluan “Memang cowok kebiasaanya gitu yah baik-baik kalau ada maunya, eh timbang udah nggak ada cuek dan acuh tak acuh” pekikku kesal

Kepoku mulai muncul lagi, ku tau pasti ujunganya bakal bikin sakit tapi rasa penasaranku tak bisa dielakkan Kuraih handphoneku dan kubuka fb asriel dan ohhh rupanya mereka berdua tengah beradu cekcok Kuikuti terus alur percakapan mereka dan sampai pada akhirnya sebuah pesan teks dari asriel yang membuatku tak berkedip “Mulai sekarang kita udahan, aku nggak tahan kamu care sama semua laki-laki di batas wajar bahkan sampai memakai kata sayang di sini aku merasa kau tak menghargaiku sebagai kekasihmu”

Malamnya asriel meneleponku tapi dia hanya diam saja dan menyuruhku bicara apa saja, seperti orang bodoh tentunya akau bicara sendiri dan lawan bicaraku hanya diam seribu bahasa, sesekali aku mengundang sebauh lawakan yang membuatnya sedikit terhibur bagiku tawa asriel adalah kebahagiaan tak terhingga untukku

“Sri” oh tuhan untuk yang kali ini dia memanggil namaku setelah sekian lama kami berpisah “Iyah riel, ada apa?” “Sri, apa aku sedang kena karma yah?” Kata-katanya sontak membuatku tertawa geli, untuk pertama kali aku denger kata-katanya ngenes banget “eh malah ketawa, orang serius juga” “emang siapa yang bilang kamu becanda” “lah terus kau kok ketawanya kayak bahagia banget gitu” “abis kamu lucu sih” “orang curhat dibilang lucu, ya udah aku matiin nih” “eits jangan dong, iyah maaf so kok kamu bisa bilang gitu?”

“sri, terakhir aku udah nyakitin kamu terus buat kamu rapuh berkali-kali dan sekarang aku udah kena karmanya karena udah nyakitin wanita sebaik kamu” “eh nggak kok, aku tahu pasti ini karena runi kan? kamunya aja cepet ambil kesimpulan kan udah biasa lagi kalau cewek sahabatan ama cowok bahasanya ya seakrab itu kayak aku sama kamu toh aku sering panggil kamu dengan sebuatan beb” “Yah mulai deh stalkernya, yah itu beda kamu kayak gitu kan emang kita pernah saling sayang toh sama teman cewekku yang lain nggak tuh” “hehe maaf aku udah kepo, iya juga sih terus kamu mau gimana kamu kan sayang sama runi kenapa malah kamu putusin?”
“nggak apa-apa aku cuma butuh waktu buat sendiri, sri aku minta maaf sekali lagi karena udah nyakitin kamu aku sadar aku cowok yang pengecut bakal ada cowok beruntung di luar sana karena bisa jadi kekasihmu nantinya dan pastinya itu bukan aku” “kamu ngomong apa sih, ini semua bukan karma kok aku juga nggak pernah tuh doain kamu yang jelek-jelek dan soal patah hati itu wajar lqgipula sekarang aku udah lupain kan kita juga masih jaga hubungan baik” “thanks sri buat semuanya kamu memang gadis yang berbeda, ya udah kamu tidur udah malem besok aku telepon lagi, assalamuaikum!!” “waikumsalam !!” Tiittttt…


Telepon mematikan sambungannya dan semua sudah berakhir ada sedikt rasa kecewa di hatiku karena ucapan asriel yang bilang kalau akan ada cowok lain buatku tapi itu dirinya Setidaknya tuhan masih simpati padaku karena telah membuat asriel sadar bahwa dia memang benar-benar pernah membuatnya begitu patah


“karma memang tak semanis kurma sayang”
END

Sunday 8 July 2018

Cinta Tak Harus Memiliki



Ini adalah pengalaman percintaan di masa mudaku dulu, namaku ifan. Ceritaku ini dimulai tepatnya pada waktu aku baru lulus SMA, di saat itu aku mulai mengenalmu, gadis yang selalu aku sayangi yang bernama Zita.

Aku masih mengingatnya sampai sekarang, itu terjadi pada bulan September di saat pertama kali aku mengenalmu, aku mengenalmu lewat dunia maya yaitu twitter, sebenarnya aku sudah mengetahuimu pada waktu SMA tapi di saat itu aku masih belum mengenalmu, mungkin kita memang dipertemukan di sosial media. Kita selalu mention-mentionan, setelah kurasa cukup lama kita mention-mentionan, aku coba memberanikan diri untuk DM kamu dan meminta nomermu, al hasil aku berhasil mendapatkan nomermu. Terus aku coba smsan denganya setiap saat, menelfonya, kita selalu berhubungan dengan baik, aku pun mulai nyambung denganya. setelah kita berhubungan hampir satu bulan lebih, aku merasa ingin sekali memilikimu, namun aku masih belum cukup berani untuk mengutarakan perasaan yang kurasa saat itu.

Aku ingin sekali memilikimu, aku selalu berdoa setiap hari agar bisa denganmu, namun percuma saja aku terus berdoa tapi aku tidak mampu mengungkapkanya, di saat itu aku menyiksa batinku sendiri, dan hanya bisa memendam perasaanku saja. Terus aku masih selalu ikhtiar, memohon petunjuk pada Tuhan, dan akhirnya aku mulai untuk memberanikan diri, karena aku fikir-fikir “suatu cinta harus diungkapkan, gak ada cinta yang gak diungkapkan, kecuali oleh orang yang terlalu mencintai dirinya sendiri”. Aku mulai merencanakan hari special itu, dan aku berniat mengajaknya jalan.

berusaha mencari waktu yang tepat, dan sampai saat ini aku masih mengingatnya di saat aku menyatakan perasaanku kepadamu. itu terjadi pada bulan desember di sebuah mall. Meskipun hasilnya cukup membuat ku kecewa, karena aku terlambat, dan dia menganggapku selama ini hanya sebagai sahabat. Aku pun mencoba menunggunya berharap dia berubah pikiran, di saat penantianku yang lumayan lama, aku mendengar kabar kalau kamu sudah menjadi milik yang lain, dan hubunganya pun sudah cukup lama. Di saat itu aku hanya bisa berdiam diri dan merenung menerima kalau kamu sudah ada yang memiliki, aku bingung kanapa rasa sayangku padamu tak pernah hilang, meskipun kamu telah membuatku kecewa, mungkin aku terlalu menyayangimu, hingga rasa sayangku mengalahkan rasa sakitku.

Setelah beberapa bulan aku mendengar kabar kalau mereka berdua telah putus, tepat sebelum ulang tahun Zita, di saat itu aku senang mendengar kabar tersebut karena sampai saat itu aku masih menyayanginya. Setelah 1 minggu kamu putus denganya aku memberanikan diri menyatakan perasaanku lagi, mungkin aku menembakmu di saat yang tidak tepat, tapi yang ada di fikiranku saat itu aku tak mau kehilanganmu untuk yang kedua kali.

Kamu berkata kepadaku “Aku takut menyakitimu, kamu terlalu baik bagiku” aku pun tak peduli dengan ucapanya, karena kamu gak akan pernah menyakitiku dan saat itu kita resmi pacaran.

Kita berhubungan dengan baik suka duka kita lewati bersama, dan kamu merasakan kebahagiaan ketika berada di sampingku. Aku selalu mensupport kamu di saat kamu jatuh, aku selalu mengingatkanmu di saat kamu salah, tak lupa aku pun menjadi imammu disaat kita berdua sholat.

Kamu selalu bilang “kamu sangatlah sempurna, aku sangat menyangimu, dan berharap kamu jadi imamku kelak” tapi dia juga selalu berkata “aku benar-benar takut menyakitimu”

Namun setelah hubungan kita 2 bulan lebih ada keganjalan antara kita, setelah aku mendengar kabar dari temenmu, kalau kamu sedang dekat sama cowok lain. Entah kenapa hal itu pun terjadi, dia menyakitiku, ada orang lain di hatinya. dia langsung minta maaf kepadaku dan dia berkata “aku sangat menyayangimu ifan, maafkan aku atas perbuatanku, kamu sangatlah pria yang sempurna aku tak pantas ada di dekatmu”, aku menjawab “Kenapa kamu lakuin itu kepadaku, aku sangat menyayangimu tulus dari lubuk hatiku” Zita berkata sambil menangis “Maafkan aku, aku selalu menyayangimu”

Di saat itu aku memutuskan untuk menjauh dari hidupnya, meski tak bisa kubohongi aku masih sangat mencintainya. Meskipun aku tidak pernah melihatnya lagi, tapi aku selalu mengetahui kabarmu, karena aku tau siapa sahabatmu, sahabatmu selalu menceritakan keadaanmu, dan aku tak menyangka disana kamu juga masih terus menyayangiku meskipun kamu sudah ada yang memiliki, aku terharu ketika mendengar cerita dari sahabatmu, dia berkata “Sebenernya Zita sangatlah menyayangimu, dia selalu menangis ketika menceritakanmu fan, dia juga menyesal meninggalkanmu, Zita juga berkata kepadaku, kalaupun dia menikah kelak, dia ingin kamu fan jadi suaminya, karena Cuma kamu yang bisa membuat zita bahagia” Aku menjawab “jujur sampai saat ini aku juga masih sangat menyayangi zita, tapi keadaan yang membuat aku belum bisa memilikinya, mungkin inilah yang dinamakan Cinta Tak Harus Memiliki”

Setelah beberapa tahun, aku mendapatkan sebuah undangan, dan tak kusangka undangan tersebut adalah pernikahan Zita, aku langsung terpukul saat itu, kini harapanku hilang semua.

Setelah satu minggu aku langsung ke acara pernikahan Zita bersama temenku, sesampai disana aku melihat Zita dan suaminya ada di pelaminan, disaat Zita menoleh ke arahku, tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku di tengah kerumunan orang banyak itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya. “Aku rindu kamu Ifan kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki di sampingku di pelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku” Kata Zita lirih dan pelan sambil memelukku. Kamu jadi perhatian para hadirin, temanku menatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Zita. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Zita”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.

Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, aku pun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada kabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Zita Zavrilia, persis nama Zita. Ku kabari Zita dan dia datang ke rumahku, dia juga membawa putranya yang diberi nama Ifan, cuma Ifan berbeda usia tiga tahun dengan Zita putriku. Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Zita masih indah dan menawan, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.


cinta tanpa memilik itu sakit
namun terasa indah bila melihat yang dicintai telah bahagia :')